Berani dan Setia
Berani dan Setia
Elisa Karen Wulansari Pranadi - Komunitas Jurnalistik
Pak Theo dikenal sebagai seorang guru Bimbingan Konseling atau BK di SMP Pangudi Luhur Jakarta. Pak Theo memiliki alasan tersendiri mengapa memilih profesi sebagai guru Bimbingan Konseling yang dikenal tugasnya adalah menghadapi, menangani, dan membimbing anak-anak muda. Pak Theo mengakui bahwa ia memilih profesi ini karena menyukai anak-anak muda. Selain itu, seorang guru Bimbingan Konseling memiliki tugas utama yang harus mereka pertanggungjawabkan, yaitu membantu anak-anak muda yang kesulitan. Dalam hal ini, kesulitan yang dimaksud adalah kesulitan dalam mengatur sikap diri dan menghadapi emosi di masa remaja. Tidak jarang anak-anak muda zaman sekarang yang sulit mengendalikan emosi dan sikapnya, sehingga mereka memerlukan bimbingan dari orang-orang seperti Pak Theo agar kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.
Akan tetapi, meskipun Pak Theo menyukai anak-anak muda, tentu saja memilih profesi ini tetap ada tantangannya. Pak Theo mengatakan bahwa tantangan terbesar dalam menjadi guru Bimbingan Konseling adalah perkembangan dan perubahan zamannya, diharuskan untuk mengikuti perkembangan zaman, hobi, dan terlebih lagi, tren. Tren anak muda sangatlah banyak dan tentunya sudah sangat berbeda dengan anak muda zaman dahulu. Maka dari itu, hal ini menjadi salah satu tantangan yang harus Pak Theo hadapi agar benar-benar dapat mengakrabkan diri dengan anak-anak muda, apalagi Pak Theo menyadari bahwa sudah tidak lagi dalam usia muda, sehingga harus memaksakan dirinya agar tetap update dengan hal-hal yang sedang tren. “Saya senang bisa setia sampai titik ini, setiap hari selalu ada tantangan. Semangat untuk berkarya membuat hari-hari saya terasa berbeda,” ucap Pak Theo.
Lalu, bagaimanakah Pak Theo menghadapi peserta didik yang sulit diberi nasihat dan diatur?
“Pada dasarnya anak itu tidak sulit. Hanya terkadang kita harus menemukan apa yang menjadi kebutuhan anak. Kadang anak itu tidak mau terlalu diatur, tetapi ia mau diperhatikan dan diakui. Maka dari itu kita harus memakai cara yang benar. Mengakui dan menghormati keberadaannya sebagai anak, sebagai manusia, lantas menghargai dia. Juga memberikan kesempatan untuk ia berbicara dan berpendapat. Jika terjadi dialog yang bagus, maka akan teratasi,” jawab Pak Theo. Dapat disimpulkan bahwa menghadapi seorang anak itu tidak sulit. Hanya saja kita yang harus memahami dan menghargai dengan baik perasaan anak itu, sehingga dapat memperoleh komunikasi yang baik. Pak Theo telah bekerja di SMP Pangudi Luhur selama 6 tahun, sejak tahun 2017. Tetapi sebelum ia menjadi guru di SMP Pangudi Luhur, Pak Theo telah menjadi guru di SMA Pangudi Luhur selama 25 tahun.
Saat ini, Pak Theo tinggal di Kecamatan Limo, Depok, Jawa Barat. Ia sudah memiliki keluarga, terdiri dari seorang istri dan dua anak. Istrinya merupakan seorang guru di SD Pangudi Luhur, sedangkan kedua anaknya masih dalam studi, menempuh pendidikan di UGM (Universitas Gadjah mada) dan di Binus. Pak Theo juga menyampaikan pesan bagi generasi muda, termasuk bagi peserta didik di SMP Pangudi Luhur Jakarta, bahwa untuk menjadi orang yang berhasil dan untuk mendapatkan keberhasilan itu ada perjuangannya. Tidak mungkin hanya dengan tidur-tiduran saja, tetapi berjuang. Harus bekerja keras, harus punya mimpi, harus punya cita-cita. Mimpi dan cita-cita itu semua didapatkan dengan perjuangan. Pada nantinya ketika sudah sukses, barulah kita boleh menikmati hasil dari keberhasilan tersebut.