Live In PL 60
Live In PL 60
Allessandra Abigail, Feodora, dan Elisa Karen - Komunitas Jurnalistik
Pada tanggal 29 Januari 2024, sebanyak 157 peserta didik angkatan 60 SMP Pangudi Luhur Jakarta mengunjungi Kabupaten Magelang untuk melakukan kegiatan tahunannya, yaitu Live in. Live In merupakan salah satu kegiatan sekolah dimana seluruh murid menginap di pedesaan selama beberapa hari sebagai bentuk penanaman karakter dan pemenuhan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema “Kearifan Lokal”. Para murid beserta guru pendamping tinggal di Desa Ngargomulyo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, selama tiga hari dua malam. Setiap murid telah dibagi di masing-masing dusun, disertai dengan orang tua asuh yang akan mendampingi selama beberapa hari.
Perjalanan dari SMP Pangudi Luhur Jakarta ke Desa Ngargomulyo memakan waktu kurang lebih 12 jam. Berangkat pada tanggal 29 Januari 2024 pukul 18.00 dan tiba pada tanggal 30 Januari 2024 pukul 06.00 WIB. Kegiatan Live In ini tentunya memiliki banyak manfaat bagi seluruh murid. Pengalaman ini akan menjadi pengalaman sekali seumur hidup dimana para murid pergi ke luar kota dan tinggal di pedesaan, tanpa ponsel genggam, jauh dari orang tua, dan suasana berbeda dari hidup di perkotaan. Kegiatan ini dapat membentuk sikap murid-murid agar lebih mensyukuri apa yang telah dimiliki di kota, serta mendidik setiap anak untuk hidup mandiri tanpa bantuan keluarga dekat di kota yang jauh dari rumah asalnya. Dalam pengalaman ini, para murid juga dituntut untuk membangun sikap sopan santun yang besar dalam dirinya. Suasana masyarakat di desa tentunya beda dengan yang di kota. Warga desa sungguh ramah dan selalu sapa menyapa, sekalipun itu orang yang tidak dikenal. Masyarakat desa juga memiliki sikap gotong royong yang besar. Maka dari itu, para murid SMP PL Jakarta juga ditekankan untuk saling menolong satu sama lain di desa, seperti membantu orang tua asuh dalam menyiapkan sarapan, mencuci piring, dan lain sebagainya. Hari kedua, mereka melakukan susur di masing masing dusun. Angkatan 60 berkenalan dan mengenal orang tua asuh live in dan mengikuti kegiatan bersama orang tua asuh seperti melakukan beberapa pekerjaan di antaranya bertani di sawah / ternak di peternakan hewan. Hari ini dihabiskan untuk pengenalan lingkungan di desa Ngargomulyo dan menjelajahi lebih banyak tentang kondisi alam di desa.Hari ketiga, pagi-pagi para murid melakukan jejak pangan bersama teman-teman dusun dan bersama guru pendamping melakukan jejak pangan di masing-masing dusun.
Setelah itu melakukan jejak pangan, yaitu kegiatan mengumpulkan beberapa sayur mayur dan lauk pauk untuk dimasak bersama dan hasil masakan dimakan bersama teman – teman dari setiap dusun. Setelah melakukan home industri, mereka melakukan jimpitan dan latihan seni untuk pentas seni pada hari ke-4 atau malam terakhir di Desa Ngargomulyo. Di hari keempat, Angkatan 60 meninggalkan rumah untuk mengikuti aktivitas jelajah alam. Mengunjungi kawasan atau area indah, seperti air terjun bertingkat, danau kecil yang sunyi, dan sawah yang penuh dengan tanaman padi. Angkatan 60 juga mengunjungi sebuah terowongan yang digali oleh nenek moyang Desa Ngargomulyo. Dahulu kala, nenek moyang para penduduk menggali tanpa henti setiap hari dan berbicara hanya saat diperlukan. Tim edukasi yang membimbing kami mengajarkan bahwa untuk melalui terowongan berikut, para murid harus menerapkan sikap hening, sebagai cara untuk menghormati orang yang lebih tua yang bekerja keras membuat terowongan ini. Tujuan akhir adalah Goa Maria. Di sana, ada kolam kecil yang terkenal dengan air bersih alami dan telah diuji sebagai air murni layak minum. Kami menghabiskan waktu untuk mengeksplorasi tempat, lalu makan siang dan kembali ke masing-masing dusun. Malam terakhir, saatnya setiap dusun menampilkan tari yang unik dan indah, antara lain seperti tari sore dan tari cakalele.
Hari terakhir angkatan 60 melanjutkan perjalanan ke Jogja, mereka bangun pagi untuk berkunjung ke SMA Van Lith, dan diberi sambutan hangat oleh anggota OSIS. Dalam pertemuan ini, para murid tour di sekitar sekolah Van Lith dan melihat sarana yang cukup lengkap, seperti laboratorium bahasa dan sains, kolam renang, dan asrama putra putri. Acara dilanjutkan ke sekolah SMM dan SMSR. Di sekolah SMM, Angkatan 60 yang memilih dan menyaksikan pertunjukan musik dari para murid SMM dan di sekolah SMSR angkatan 60 praktik membatik tradisional. Acara ditutup dengan berkunjung ke Malioboro, dimana angkatan 60 dapat membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang. Acara ditutul dengan makan malam dan melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta.