Pulang – Pergi
Identitas Buku
Judul : Pulang – Pergi
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Sabak Grip Nusantara
Tahun Terbit : 2020
Tebal Buku : 417
ISBN : 9786239554521
RINGKASAN CERITA
Novel Pulang-Pergi mengisahkan seorang tokoh utama bernama bujang, dia adalah seorang mantan tukang pukul (pembunuh bayaran) terkenal dari keluarga salah satu shadow economy. Awalnya ketika Bujang berziarah di makam kedua orangtuanya, tiba-tiba ia diserang oleh Natascha yaitu orang kepercayaan Otets. Otets adalah ketua atau kepemimpinan tertinggi dari Brotherhood Bratva. Tujuan Natascha hanya sekedar menyampaikan pesan kepada bujang agar jangan melewatkan acara pertunangan Bujang dengan putri Otets yang bernama Maria. Tidak hanya itu, jika si Bujang tidak datang di acara tunangannya dengan si Maria maka akan ada perang besar. Akhirnya bujang mendatangi Otets yang ditemani oleh Salonga (sahabat bujang dan juga teman dekat Otets) Junior (orang kepercayaan Salonga).
Sebenarnya rencana awal Bujang menemui Otets bukan memenuhi keinginan Otets untuk bertunangan dengan putrinya, melainkan si Bujang ingin bernegosiasi agar acara tunangannya ditunda dahulu karena antara Bujang dengan Maria belum saling mengenal satu sama lain, sehingga Bujang memerlukan waktu untuk mengenal Maria dahulu. Namun ternyata di hari itu tidak ada pertunangan antara Bujang dengan Maria melainkan diganti langsung dengan pernikahan. Dengan berat hati Bujang pun mengikuti keputusan Otets, karena Bujang tidak mau membuat masalah dengan penguasa shadow economy paling kuat di Rusia.
Tak disangka dihari acara pernikahan tersebut, ada insiden yang membuat acara pernikahan menjadi sangat menakutkan. Ternyata si Natascha menyerang Otets di acara pernikahan tersebut, karena Natascha memiliki dendam pribadi kepada Otets dan pada acara tersebut Otets meninggal dibunuh oleh Natascha dengan pasukannya Black Widow. Namun Natascha belum secara resmi menjadi pemimpin Bratva jika Maria, Bujang, Salonga, dan Junior belum dapat ia singkirkan. Di tengah pelarian, Bujang dan kawan-kawan harus menghadapi berbagai kelompok pembunuh bayaran yang mengincar mereka. Dalam pelariannya Bujang berusaha untuk menyusun rencana bersama kawan-kawannya dan meminta bantuan kepada orang yang tepat untuk melawan balik Natascha.
KELEBIHAN CERITA
Pulang-Pergi masih mampu menghadirkan adegan aksi yang seru dan menegangkan lewat kejar-kejaran yang Bujang alami. Dalam setiap bagian ceritanya, Tere Liye mampu menghadirkan sesuatu yang dapat membuat pembaca semakin penasaran hingga akhir cerita. Adegan aksi yang diselipkan selalu membuat adrenalin terpacu saat membacanya.
Petualangan Bujang yang kerap keliling ke berbagai negara yang berbeda juga dapat menambah kosa kata bahasa asing. Banyak dialog yang memakai kosa kata asing yang akan terasa baru dan berbeda saat dibaca.
Beberapa kosa kata yang muncul di antaranya dari bahasa Rusia, Inggris, Jepang, hingga Spanyol. Kemeriahan dalam kosa kata yang dihadirkan oleh Tere Liye semakin menambah kekayaan dalam novel Pulang-Pergi ini.
Gaya bahasa dan bercerita Tere Liye juga masih mampu menyihir pembaca melalui kesederhanaan, renyah, dan indah untuk dibaca. Tere Liye bisa membawakan ceritanya melalui tulisan yang tidak menyulitkan pembaca, tapi sebaliknya membantu pembaca untuk menikmati dan memahami setiap bagian ceritanya. Tere Liye bisa menghipnotis pembaca dengan setiap pilihan kata yang ia gunakan dalam setiap kalimatnya.
KEKURANGAN CERITA
Mungkin ini tidak terlalu berpengaruh banyak pada jalan ceritanya, tapi pergantian penerbit untuk novel Pulang-Pergi sepertinya sedikit membuat pembaca buku sebelumnya kecewa. Selain ukuran bukunya yang berubah, cover dua buku sebelumnya pun ikut berubah jika ingin satu konsep dengan Pulang-Pergi.
Ini mengharuskan penggemar cerita Bujang membeli dua buku sebelumnya dengan cover buku yang baru. Selain berganti penerbit, ada sedikit perubahan juga yang terjadi dari segi gaya penulisan yang mungkin lagi-lagi tidak terlalu fatal dan mempengaruhi jalan ceritanya.
KESIMPULAN CERITA
Makna dan pesan moral yang bisa dipetik dari novel Pulang-Pergi adalah bagaimana kekompakan dan solidaritas yang kuat yang diperlihatkan oleh Bujang, Maria, Salonga, Thomas, Junior, dan kawan-kawannya mampu menghadapi persoalan apapun bahkan penjahat terkuat sekalipun.
Meskipun jumlah pasukan Bujang bisa dikatakan tidak sebanyak lawannya, tapi solidaritas yang kuat yang dimiliki kelompoknya mampu menjadi sumber kekuatan yang besar. Di sini terlihat bukan perkara jumlah, tapi hubungan yang erat yang mampu saling mendukung dan membantu satu sama lain.