Si Kembar dan Kantong Ajaib
Si Kembar dan Kantong Ajaib
Di sebuah desa yang damai, hiduplah seorang ayah dan dua anak kembar perempuannya. Si kakak bernama Poppy dan si adik bernama Ivy adalah anak-anak yang baik hati dan suka menolong. Sudah lima tahun keluarga ini kehilangan seorang ibu. Dahulu, ibu dan ayah si kembar adalah petualang-petualang hebat dan berani. Saat ini, ayah tidak berpetualang lagi karena ibu sudah tidak ada.
Hari ini adalah ulang tahun si kembar. Si kembar bersiap-siap untuk merayakan ulang tahun mereka sementara ayah bekerja. Poppy di dapur membuat kue ulang tahun, sedangkan Ivy menghias rumah dengan hiasan ulang tahun. Tak lama setelah si kembar selesai bersiap-siap, ayah pulang.
“Selamat datang, ayah,” si kembar menyambut ayah dengan gembira.
“Selamat ulang tahun Poppy dan Ivy,” ucap sang ayah kepada si kembar.
“Ayah akan memberi hadiah spesial di hari ulang tahun kalian. Tapi sebelum itu, mari kita potong kue dulu,” kata ayah kepada si kembar.
Ayah dan si kembar berkumpul untuk merayakan hari ulang tahun. Mereka bersenang-senang sampai malam. Lalu, tibalah saatnya ayah memberikan hadiah spesial kepada si kembar.
“Sekarang, ayah akan memberikan hadiah ulang tahun spesial yang sudah kalian tunggu-tunggu,” kata ayah kepada si kembar sambil mengeluarkan sebuah kantong yang terlihat sangat indah dan dihiasi dengan pernak-pernik berwarna-warni.
“Wow, dari mana ayah dapat kantong itu?” tanya Poppy kepada ayah.
“Dulu, ibu dan ayah diberikan kantong ini sebagai hadiah keberanian petualangan kami. Ini adalah sebuah kantong ajaib. Kantong ini bisa mengantarkan siapapun ke dunia lain. Lima tahun lalu, ibu dan ayah harus melakukan petualangan menggunakan kantong ini karena desa peri membutuhkan pertolongan ibu dan ayah untuk melakukan penyelamatan dari bencana alam. Kami berhasil melakukan penyelamatan itu. Tapi sayangnya, ibu tidak berhasil keluar dari kantong ini. Besok pagi, kita akan memulai petualangan untuk menyelamatkan ibu,” kata ayah bercerita kepada si kembar.
Mendengar hal tersebut, si kembar sudah tidak sabar untuk melakukan petualangan hebat dan bertemu dengan ibu mereka. Poppy dan Ivy rindu dibuatkan kue, dinyanyikan, dan dibacakan cerita sebelum tidur oleh ibu.
Keesokan harinya, si kembar dan ayah bersiap-siap untuk memulai petualangan mereka menyelamatkan ibu. Ayah masuk terlebih dahulu ke dalam kantong ajaib, lalu disusul oleh si kembar. Sesampainya di desa peri, Poppy dan Ivy terkagum oleh keindahan alam dan hal-hal ajaib. Di sana ada peri-peri yang mempunyai tongkat sihir. Semua penduduk desa menyambut kedatangan ayah dan si kembar dengan gembira.
“Kami senang berjumpa lagi denganmu, sang penyelamat. Apakah ada yang bisa kami bantu?” ucap pemimpin desa peri kepada ayah.
“Kami ingin menyelamatkan ibu kami yang terjebak di tempat ini,” balas Poppy.
“Bawalah peri tua ini bersama kalian! Ia akan membantu untuk mencari ibu dari si kembar,” kata pemimpin desa sambil menunjukkan seorang peri tua kepada ayah dan si kembar.
Peri tua tersebut memperkenalkan dirinya kepada ayah dan si kembar. Setelah itu, ayah, si kembar, dan peri tua memulai perjalanan untuk mencari ibu. Selama perjalanan, peri tua sering menggunakan tongkat sihirnya untuk melewati jalan-jalan yang rusak. Walaupun ia sudah tua, tetapi dari semua penduduk desa peri, hanya tongkat sihir peri tua inilah yang mempunyai semua kekuatan sihir. Oleh karena itu, si kembar menjadi penasaran dan ingin mencoba untuk menggunakan tongkat sihir tersebut.
“Nek, bolehkah kami meminjam tongkat sihir nenek? Hanya sebentar saja kok,” tanya si kembar secara bersamaan kepada peri tua.
“Boleh. Hanya sebentar saja ya,” jawab peri tua.
Tak lama setelah peri tua meminjamkan tongkat sihirnya kepada si kembar, Ivy tidak sengaja mengucapkan mantra yang perlahan-lahan mengubah peri tua menjadi patung. Sayangnya, tongkat sihir itu tidak bisa mengembalikan peri tua ke wujud semula.
“Oops! Maafkan aku, Nek! Aku tidak sengaja,” kata Ivy meminta maaf kepada peri tua karena kesalahannya.
“Ti… tidak apa-apa. Ba… bawakanlah aku obat dari penyihir Phyllis. Ha… hanya dia yang mempunyai obat untuk mengembalikanku ke wujud semula. Di… dia tinggal di desa penyihir. Ba… bawalah tongkat sihirku,” kata peri tua kepada si kembar sambil ia perlahan-lahan berubah menjadi patung.
“Ayah akan tinggal di sini bersama peri tua. Desa penyihir terletak di sebelah utara. Berhati-hatilah!” pesan ayah kepada si kembar sebelum mereka pergi untuk bertemu penyihir Phyllis.
Kemudian si kembar memulai perjalanannya untuk menemui penyihir Phyllis. Sepanjang perjalanan, mereka dihadapkan dengan tantangan-tantangan yang tidak mudah untuk dilewati. Si kembar melewati hutan yang berisi hewan-hewan buas, jalanan pasir yang hampir membuat mereka tertelan, dan monster kelaparan yang akan memakan mereka. Tetapi, si kembar berhasil melewati semua tantangan itu karena keberanian mereka dan juga tongkat sihir peri tua sehingga bisa sampai di desa penyihir, bertemu dengan penyihir Phyllis, dan membawakan obat untuk mengubah peri tua ke wujud semula.
Si kembar segera memberikan obat tersebut kepada peri tua setelah sampai ke desa peri. Perlahan-lahan, patung peri tua berubah menjadi seorang wanita cantik dan muda. Wanita itu sudah bukan peri tua lagi, ternyata itu adalah ibu dari Poppy dan Ivy. Ayah dan si kembar senang sekali karena akhirnya bisa bertemu dengan ibu setelah lima tahun lamanya. Setelah itu, mereka masuk ke dalam kantong ajaib untuk pulang ke rumah. Karena keberanian si kembar dalam menghadapi tantangan-tantangan untuk mendapatkan obat, ayah dan ibu mengajak mereka untuk berpetualangan bersama. (Allegra Theona Mabelle Gunardi)