Sehari Dalam Keheningan yang Penuh Makna

Sehari Dalam Keheningan yang Penuh Makna
Balqiz dan Grace - Komunitas Jurnalistik
Hari raya ini sudah identik sekali dengan keheningan, di mana semua aktivitas dihentikan secara sengaja. Hari raya Nyepi sangat istimewa bagi umat yang beragama Hindu. Terutama di pulau Bali, banyak sekali umat yang beragama Hindu–Bali terasa sunyi dan sepi–di sana 87%-90% penduduknya beragama Hindu. Hari raya Nyepi sendiri juga bertujuan sebagai penyucian diri, mengintropeksi diri, menciptakan kedamaian serta keharmonisan, serta menjaga tradisi dan budaya yang sudah ada sejak lama.
Hari raya Nyepi sudah diperingati sejak 78 M. Nyepi merupakan hari suci umat Hindu yang dirayakan setiap tahun baru saka. Nyepi, jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang diyakini sebagai hari penyucian dewa di pusat samudra. Umat beragama Hindu akan berdiam diri di rumah dan berdoa serta mendekatkan diri pada Tuhan, Sang Hyang Widhi Wasa.
Ada pula aturan yang perlu kita patuhi saat merayakan hari raya Nyepi yaitu, amati Geni (pantangan untuk menyalakan api, listrik maupun cahaya), amati Lelanguan (larangan untuk berfoya-foya atau bersenang-senang berlebihan), amati Lelungan (larangan untuk berpergian), dan terakhir amati karya (larangan untuk bekerja selama 24 jam).
Hari raya Nyepi di Bali terdiri dari serangkaian upacara dan ritual mulai dari Melasti, Tawur Kesanga (Mecaru), Pengerupukan, Nyepi, sampai Ngembak Geni.
Melasti: Dilakukan 3 hari menjelang Nyepi. Ritual ini dilakukan untuk membersihkan benda yang dimiliki atau benda sakral. Biasanya benda tersebut dicuci di daerah seperti sungai, laut, maupun mata air lainnya.
Tawur Kesanga (Mecaru): Dilakukan sehari sebelum Nyepi. Ritual ini sebagai bentuk penyucian diri atau unsur jahat dalam diri manusia. Masyarakat memberikan caru (sesajian) kepada para bhuta.
Pengerupukan: Setelah ritual Mecaru, dilanjut dengan menyebarkan nasi tawur, mengobor-obori rumah dan pekarangan, dan apapun itu yang menciptakan suara gaduh. Ritual ini dimaksud untuk mengusir Bhuta Kala dari lingkungan rumah. Biasanya, dimeriahkan oleh kehadiran ogoh-ogoh.
Nyepi: Umat Hindu pada hari itu akan berdiam diri di rumah selama 24 jam dan hanya berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan. Saat hari raya Nyepi, umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian.
Ngembak Geni: Ini sebagai tanda bahwa berakhirnya masa penyepian. Masyarakat mulai melakukan aktivitas seperti biasa dan mulai melakukan Dharma Santi–mengunjungi rumah tetangganya untuk meminta maaf.
Unik bukan hari raya Nyepi ini? Yang kita kira hanyalah aktivitas berdiam diri di rumah selama 24 jam ternyata memiliki banyak makna untuk umat beragama Hindu, tentunya yang mayoritasnya banyak yang berada di Bali sekitar 87%-90%. Dengan ini kita jadi bisa lebih menghargai perbedaan antaragama dan lebih menguatkan toleransi dengan sesama.