Kertas PL

Top Menu

  • Beranda
  • Web Sekolah
  • Profil
  • Hubungi Kami

Main Menu

  • Beranda
  • Liputan Berita
  • Artikel
  • Cerpen
  • Resensi
    • Buku
    • Film
    • Lagu
  • Galeri
    • Puisi
    • Gambar
  • Pengumuman
  • PL CUP XXIV
    • Opening PL CUP XXIV
    • Basket
    • Fashion Show
    • Futsal
    • Menyanyi
    • Poster
    • Mobile Legends
    • Bulu Tangkis
    • Fotografi
    • Valorant
    • Storytelling
    • Mewarnai
  • Beranda
  • Web Sekolah
  • Profil
  • Hubungi Kami

logo

Header Banner

Kertas PL

  • Beranda
  • Liputan Berita
  • Artikel
  • Cerpen
  • Resensi
    • Buku
    • Film
    • Lagu
  • Galeri
    • Puisi
    • Gambar
  • Pengumuman
  • PL CUP XXIV
    • Opening PL CUP XXIV
    • Basket
    • Fashion Show
    • Futsal
    • Menyanyi
    • Poster
    • Mobile Legends
    • Bulu Tangkis
    • Fotografi
    • Valorant
    • Storytelling
    • Mewarnai
  • GELAR BUDAYA DAN KARYA 2023 PL SCOUT FESTIVAL IV

  • Hari Kebangkita Nasional

  • Hari Pendidikan Nasional

  • PL Berbagi  di Pangkalan SMP Pangudi Luhur Jakarta

  • PLCS JUARA 3 Kejuaraan Daerah Cheerleading 2023

ArtikelLainnya
Home›Artikel›HARI BAHASA IBU INTERNASIONAL

HARI BAHASA IBU INTERNASIONAL

By Tim Kertas PL
February 10, 2023
70
0
Share:

HARI BAHASA IBU INTERNASIONAL

Tengku Jasmine Dahlan

 

                            Setiap tanggal 21 Februari, dirayakan sebagai hari Bahasa Ibu Internasional. Perayaan ini dinyatakan oleh UNESCO pada tanggal 17 November 1999. Awalnya, Hari Bahasa Ibu Internasional ini berasal dari pengakuan internasional yang berasal dari Hari Gerakan Bahasa di Bangladesh, India. Bangladesh merupakan suatu negara yang terbentuk setelah perang kemerdekaan untuk memisahkan diri dari Pakistan. Di negara tersebut, terdapat dua bahasa, yaitu Urdu di bagian Barat, sedangkan di bagian Bangladesh Timur, adanya bahasa Bangla/Bengali. Sebenarnya, salah satu bahasa tersebut, yaitu Urdu dijadikan bahasa nasional Bangladesh, India. Hal tersebut dijadikan masalah karena mayoritas orang Pakistan Timur tidak menggunakan bahasa Urdu sehingga terjadinya kemarahan dan aksi protes di wilayah tersebut. Para mahasiswa Universitas Dhaka, dengan dukungan masyarakat umum pun berhasil menggelar aksi unjuk rasa besar untuk membela bahasa Ibu. Namun, pada tanggal 21 Februari 1952, terjadinya protes besar-besaran dari warga dan mahasiswa Pakistan Timur tersebut. Terdapat 5 orang yang meninggal dunia dan ratusan yang tertembak maupun terluka dalam insiden tersebut akibat tertembak. Setelah bertahun-tahun berupaya membela bahasa ibu mereka, perjuangan rakyat Pakistan Timur (Bangladesh) membuahkan hasil. Di tahun 1956, Pemerintah Pakistan meresmikan Bahasa Bangla/Bengali sebagai Bahasa Nasional yang sejajar dengan bahasa Urdu tersebut. Aksi demonstrasi ini juga berbuntut panjang dengan terpisahnya Pakistan Timur pada tahun 1971 dan mendeklarasikan sebagai negara Bangladesh. 

                 Pada 9 Januari 1998, Rafiqul Islam, seorang tokoh Bangladesh menggagas diadakannya Hari Bahasa Ibu Internasional kepada Sekjen PBB saat itu, Kofi Annan. Suatu hari, Rafiqul menulis surat kepada Sekjen PBB Kofi Annan pada 9 Januari 1998, dan memintanya mengambil langkah untuk menyelamatkan bahasa-bahasa dunia dari kepunahan dengan mengumumkan Hari Bahasa Ibu Internasional. Gagasan ini ditindaklanjuti oleh PBB dan pada 17 November 1999, dengan diakui oleh 188 negara, gagasan Rafiqul Islam tersebut disahkan dan dipilihlah tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional untuk mengenang peristiwa demonstrasi berdarah pada tahun 1952. Oleh karena itu, pada tanggal 21 Februari, diadakannya hari peringatan tersebut. Peringatan ini juga dimanfaatkan untuk menjaga dan melestarikan bahasa Ibu.

                  Bahasa Ibu adalah bahasa yang pertama kali diperkenalkan pada anak-anak. Dimanapun anak itu lahir, bahasa yang pertama dikuasai anak tersebut adalah bahasa ibu. Namun, hal itu terjadi berdasarkan lokasi maupun bahasa ibunya sendiri. Kemungkinan juga bahwa bahasa ibu yang diperoleh anaknya adalah bahasa internasional maupun nasional. Oleh karena itu, kita sebagai anak-anak maupun dewasa harus selalu ingat bahasa yang selalu pertama kali diajarkan adalah bahasa ibu sendiri. Walaupun hebat juga dalam bahasa-bahasa lainnya, bahasa ibulah yang pertama. Marilah kita lestarikan perbedaan bahasa dan budaya daerah, terutama bahasa Ibu.

Dikembangkan dari beberapa sumber.

Previous Article

Chinese New Year 2023

Next Article

PENTAS SENI TAHUN 2023 SMP PANGUDI ...

0
Shares
  • 0
  • +
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0

Tim Kertas PL

Related articles More from author

  • LainnyaPL CUP XXIV

    Mobile Legends

    November 6, 2022
    By Tim Kertas PL
  • LainnyaPL CUP XXIV

    Storytelling

    November 6, 2022
    By Tim Kertas PL
  • BeritaLainnya

    Penerimaan Peserta Didik Baru TA 2023/2024 di SMP Pangudi Luhur Jakarta

    September 4, 2022
    By Tim Kertas PL
  • Artikel

    Throwback Time

    September 3, 2018
    By Tim Kertas PL
  • ArtikelLainnya

    Sejarah Hari Koperasi

    October 16, 2019
    By Tim Kertas PL
  • ArtikelLainnya

    Apa Perbedaan Hari Guru Indonesia dengan Hari Guru Sedunia?

    January 24, 2019
    By Tim Kertas PL

Leave a reply Cancel reply

Artikel lainnya

  • Lainnya

    Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

  • Artikel

    Semangat Menyambut Asian Games 2018

  • Profil

    Menjadi Diri Sendiri

  • Beranda
  • Web Sekolah
  • Profil
  • Hubungi Kami
Copyright © 2021 Kertas PL. All rights reserved.