Perjuangan Terakhir
Angin malam berhembus kencang menerjang lapisan kulit setiap insan yang merasakan meski rembulan tampil dengan bulat sempurna meski bintang-bintang terang benderang menghiasi malam, namun pemandangan tersebut tak turut menghibur hati Sarah yang sedang padam bagai tersiram air yang deras.
Sarah adalah seorang anak yang berasal dari keluarga yang miskin. Kondisi keluarga yang membauat Sarah sudah tidak tahan dengan cobaan yang ada. Kondisi Ibu yang sakit-sakitan, bapak yang pengganguran dan ditambah dengan dua adik yang masih kecil membuat Sarah harus merasakan pahit nya kehidupan.
Bulir-bulir bening itu kembali menjelajahi lekuk pipi halusnya. Bermuara di kelopak mata, setetes jatuh yang lain pasti mengikuti juga. Seakan sepakat dengan duka, waktu berlagak penat lantas berputar perlahan. Membantunya meresapi tiap jengkal kepedihan dengan begitu khusuk. Sengguk dan isak kembali menjadi musik abstrak pagi itu, melatari munculnya si bola kuning raksasa yang ingin memulai semedinya di cakrawala. Pagi yang diawali dengan tetesan air mata. Membuat Sarah harus tetap tegar dan berdoa tiap pagi disambut indah nya mentari. Berjuang untuk keluarga yang harus ia hidupi.
Awal kisah itu dimulai saat perusahaan keluarga Sarah harus gulung tikar karena banyak utang yang disebabkan gagal nya investasi terhadap perusahaan tersebut. Mendengar kabar tersebut ibu nya Sarah jatuh sakit. Akibat kejadian tersebut, Sarah dan kedua adiknya harus berhenti melanjutkan sekolah. Sarah yang merupakan anak sulung dari keluarga nya harus mencari cara agar dapat menghidupi keluarga nya.
“Apa yang harus ku lakukan ?” batin Sarah. Di saat Sarah termenung, datanglah Ani dan Doni. “Kak Sarah jangan nangis lagi yaa,” kata adik nya yang paling kecil. Di dalam keluarga, Sarah mempunyai dua adik yang bernama Ani dan Doni. Ani adalah anak bungsu dalam keluarga mereka.
Sarah terus memikirkan cara-cara yang dapat dia lakukan untuk membantu perekonomian keluarga. “Apapun caranya aku harus berhasil!” kata Sarah kepada adik-adik nya. “Iya kak, kita akan membantu kakak supaya ibu bisa sembuh dan bapak bisa bekerja lagi,” ujar kedua adik Sarah. Mereka seharian memikirkan bagaimana caranya supaya mendapatkan uang untuk keluarga Sarah. “ Kak, bagaimana kalau kita jualan aja di pinggir jalan?” kata Ani. “Ide kamu bagus, Cuma sebaiknya biar kakak saja yang jualan,” kata Sarah. Sarah tidak mau merepotkan kedua adiknya apalagi umur mereka yang masih dini tidak perlu merasakan susahnya kehidupan. Kalau mereka sakit malah nanti merepotkan.
Besok harinya di saat pagi buta, Sarah bersiap-siap untuk pergi jualan di pinggir jalan di tengah kota. “Sebaiknya aku menawarkan minuman dingin untuk para pengendara, mungkin saja mereka mau untuk membeli,” batin Sarah dalam hati. Sarah menjual minuman dingin dengan harga Rp 3.000 . Dengan harga segitu, Sarah berpikir kalau harga minuman tersebut adalah harga yang ideal. Ternyata, susah mendapatkan uang dari hasil jualan minuman. Namun, Sarah tetap bersikeras untuk menjual minuman dingin. Sarah tidak memikirkan kondisi tubuhnya yang semakin lemah. Ditambah dengan dia jarang makan setiap hari karena kekurangan makanan dirumah, membuat kondisi tubuh nya menurun.
“Ah sudahlah biarkan saja kondisi ku saat ini, yang terpenting aku bisa mencukupi kebutuhan keluargaku saat ini,” kata Sarah. Sarah tetap saja tidak memikirkan kondisi tubuhnya. Dia lebih memikirkan keluarga nya . Akhirnya Sarah pun jatuh sakit. Saat di bawa ke puskesmas terdekat, Sarah menghadapi penyakit kanker. Kanker otak yang sudah mencapai stadium 3 itupun tidak bisa membantu apa-apa melainkan menambah rasa sakit. Sarah pun termenung saat mengetahui berita kejadian tersebut. Dia tidak mau memberitahu kan keluarga nya, karena merasa merepotkan saja. Sarah menuliskan surat terakhir sebelum dia pergi. Dia menuliskan bahwa hidup itu adalah kebahagian. Kebahagian yang kekal hanya didapatkan di alam Surga. Sarah merasa selama ini dia sudah melakukan hal yang membuat dia merasa hidup itu butuh perjuangan. Orang yang bertahan adalah orang yang mau untuk berusaha dan berjuang.
Hidup Sarah tidak lama setelah dia mengetahui penyakit yang di deritanya. Dia menitipakan surat tersebut untuk keluarga nya. Surat yang berisi tentang pencapaian dan permohonan maaf atas salah yang telah ia buat. Inilah sebuah kisah tentang perjuangan yang terakhir oleh seorang gadis yang menyukai cahaya rembulan dengan perjuangan yang telah dilakukan. (Callista)
Cerpen nya bagus banget
Cerpen yg sangat menyantuh dalam kehidupan
Bagus sekali karyanya
Bagus banget cerpennya…menyentuh juga
Cerpennya sangat menyentuh
Cerpen ini sangat bagus dengan penggunaan kata – kata yang baik dan benar. Walaupun ada kesalahan kata, tetapi tertutupi sehingga tidak terlihat sangat mencolok. #kertasplmaret2019
Cerpen ini indah banget. Juga sangat menyentuh. Cerpen ini mengajarkanku untuk selalu berjuang dan semangat walaupun sedang dalam keadaan susah.
Wah cerpennya sangat bagus dan mudah dimengerti