Ikan Ajaib
Ikan Ajaib
Di suatu desa ada seorang gadis bernama Maira. Ia memiliki wajah yang cantik. Ayah Maira bekerja sebagai nelayan. Maira memiliki banyak teman, salah satu teman dekat Maira bernama Hanna. Pada suatu hari Maira dan Hanna sedang bermain di sekitar pantai menunggu ayah mereka pulang dari menangkap ikan. Ayah Hanna membawa banyak ikan begitupun dengan hasil tangkapan ayah Maira.
Mereka pun pulang untuk memasak ikan hasil tangkapan. Maira membantu ibu memasak ikan. Saat ibu memperhatikan salah satu ikan, ibu merasa ada sesuatu yang aneh pada ikan itu karena bentuknya yang indah, berbeda dengan ikan lain pada umumnya. Saat ikan itu mau di cuci, ibu melihat cahaya dari sirip ikan tersebut. Mereka pun terkejut saat melihatnya. Karena Maira penasaran dia langsung mengambil wadah untuk menaruh ikan dan urung memasaknya. Dia melanjutkan memasak dan meninggalkan toples berisi ikan itu di dapur.
Pada malam hari Maira bermimpi, ia bertemu seorang peri yang memberikan ikan ajaib.
“Bisakah kamu menjaga ikan ini?” tanya peri.
“Kenapa harus aku yang menjaga ikan itu? Untuk apa?” tanya Maira ke peri itu.
“Aku yakin kamu orang baik dan bisa menjaga rahasia. Ikan ini adalah ikan ajaib, jadi apapun yang kamu inginkan bisa terkabulkan asalkan tidak ada yang mengetahuinya selain orang yang akrab denganmu,” jawab peri untuk meyakinkan Maira.
Maira pun terbangun dari mimpinya. “Apakah ikan yang ayah tangkap kemarin adalah ikan ajaib?” tanya Maira pada dirinya.
Maira mengajak Hanna untuk mencari tahu tentang ikan tersebut. Mereka langsung ke dapur rumah Maira.
“Apa benar ikan ini ajaib? Tidak mungkin, tidak ada ikan ajaib di dunia ini” kata Hanna kepada ikan itu. Tiba-tiba, “Hai semua,” sapa ikan itu.
“AAAAAAA” teriak mereka karena terkejut dan takut mendengar ikan itu berbicara.
“Hai ikan, apakah aku boleh tahu asal usulmu?” tanya Hanna.
“Aku ikan ajaib, aku berasal dari kerajaan bawah laut yang sangat indah, dan jenis ikan seperti ku langka,” jawab ikan.
“Apakah kamu bisa mengabulkan permintaan?” tanya Maira.
“Ya benar, tetapi ada syarat yaitu kalian tidak boleh memberi tahu kepada siapapun dan jangan sampai aku dimiliki oleh orang jahat karena aku takut kekuatanku ini bisa di salah gunakan,” jelaskan ikan itu kepada mereka.
“Baiklah kau sekarang adalah teman kami,” jawab mereka. Hanna memberi nama ikan itu Lala.
Mereka pun bersenang-senang. Saat Hanna dan Maira sedang makan permen lolipop, Lala membuat permen itu tidak habis. Suatu hari Maira dan Hanna dengan temannya yang lain sedang berkumpul bersama dengan temannya yang lain di dekat pantai. Tiba-tiba Hanna bercerita tentang ikan Lala. Maira yang mendengarnya pun tidak ingat akan syarat yang dikatakan oleh ikan Lala. Cerita Hanna pun tersebar ke seluruh desa. Sekelompok penjahat mengetahui cerita tersebut. Mereka memikirkan bagaimana mereka bisa mengambil ikan Lala agar bisa dijual dengan harga tinggi dan mendapatkan untung yang besar.
Pada malam hari mereka memasuki rumah Maira dengan diam-diam melalui jendela belakang yang langsung ke dapur rumah Maira. Saat itu Maira lupa mengunci jendela dapur.
“Dimana anak itu menaruh ikannya?” tanya penjahat 1 dengan bisik-bisik sambil mencarinya.
“Itu dia ikannya,” jawab penjahat 2. Tiba-tiba terdengar suara kaki ayah Maira. Ia terbangun karena merasa haus. Penjahat itu bergegas sembunyi di bawah meja makan. Ikan Lala berusaha membuat ada suara agar ayah Maira mengetahui ada penjahat. Tetapi ayah Maira tidak memperdulikan karena mengira itu hanya suara tikus. Karena situasi dapur cukup gelap jadi penjahat tidak terlihat di bawah meja. Para penjahat berhasil mencuri ikan Lala.
Pagi pun tiba, Maira terbangun karena sinar matahari yang terik masuk ke kamarnya. Saat Maira ke dapur dia terkejut dan sedih melihat ikan Lala menghilang. Maira harus bisa menemukan ikan Lala karena dia takut dicuri oleh penjahat desa disitu. Ia bergegas ke rumah teman-temannya untuk meminta bantuan.
“Teman-teman apakah kalian bisa membantuku mencari ikan Lala?” tanya Maira.
“Tentu kami mau membantumu Maira, tetapi apakah kamu memiliki sedikit kecurigaan agar kami bisa berfikir siapa yang mencuri?” tanya Rizky teman Maira.
“Yang ku ingat, kemarin aku lupa mengunci jendela dapurku,” kata Maira. Ayah ku tadi bercerita bahwa tadi malam ada suara aneh tapi dia mengabaikan karena dia mengira itu hanya seekor tikus.
“Apa mungkin penjahat desa ini yang mencuri? Dan mereka akan menjualnya,” kata Rizky menebak.
“Teman-teman aku dengar ada pembeli ikan dari kota dan membeli ikan dengan jumlah yang banyak,” kata Davin salah satu teman Maira.
“Baiklah, kita harus ke tempat itu dan mencari ikan Lala di setiap kotak ikan,” kata Maira. Hanna mengingat kejadian, jika ikan Lala dalam bahaya dia akan bersinar. Dan Hanna memberi tahu bahwa ikan Lala dapat bersinar dan ia memberitahu ciri-ciri ikan Lala ke semua temannya agar mudah ditemukan.
“Teman-teman kita tidak boleh ketahuan oleh penjaganya nanti kita bisa dituduh mencuri,” kata Davin memberitahu.
“Baiklah, agar cepat kita memencar ya,” perintah Hanna.
Semuanya pun berpencar. Ketika Davin membuka 1 kotak tiba-tiba dia melihat ada sinar di antara ikan-ikan lain. Mereka pun berhasil menemukan ikan Lala. Tetapi ada pengawas melihat mereka.
“Hei anak-anak ngapain kalian di tempat ini?” teriak salah satu pengawas.
“Ayooo, cepat kabur!” teriak anak-anak itu panik. Mereka berpencar dan bersembunyi agar pengawas kebingungan dan mereka pun berhasil kabur dari tempat itu.
“Fyuhh akhirnya kita berhasil,” kata Hanna penuh kebahagiaan dan lelah. Maira berterima kasih kepada teman-temannya karena sudah membantunya.
Sebelum mereka pulang, mereka ke kantor polisi di desa itu. Mereka melaporkan kelompok penjahat yang telah mencuri ikan Lala, agar desa itu aman, tidak ada lagi penjahat yang membuat resah warga desa. Karena banyak bukti yang meyakinkan, polisi pun menangkap penjahat itu. setibanya di rumah ikan Lala sangat berterima kasih dan bahagia karena bisa bersama lagi dengan Maira. Maira berkata bahwa kalau tidak ada teman-temanku yang lain pasti kita tidak bersama lagi. Akhirnya, Maira selalu membawa ikan Lala agar mereka selalu bersama. Maira berjanji untuk selalu menjaga ikan Lala dan selalu bersahabat. (Kayla Aruna Kinanti Handoko)